Bacaan Doa Qunut Witir di Bulan Ramadhan: Arab, Latin, & Artinya
Dalam mazhab Syafi'i, doa qunut witir dibaca dalam rakaat terakhir salat witir, terutama dalam paruh kedua bulan Ramadan.
umat Islam disunahkan untuk menggelar salat tarawih 20 rakaat yang ditutup dengan salat witir sebanyak 3 rakaat.
Ketika mengerjakan salat witir, terutama pada separuh akhir Ramadan, disunahkan untuk membaca doa qunut, yaitu dalam rakaat terakhir salat witir.
tiga macam qunut, pertama adalah doa qunut nazilah, yang diucapkan ketika ada peristiwa atau musibah besar yang menimpa. Doa ini dibaca setelah rukuk (iktidal) dalam rakaat terakhir salat.
Doa qunut kedua adalah qunut salat subuh, yang dikerjakan dalam rakaat kedua salat subuh. Terdapat perbedaan pandangan tentang qunut subuh ini. Mazhab Syafi'i menghukumi qunut subuh sebagai sunah ab'adl, jika terlupa disunahkan sujud sahwi. Sedangkan dalam mazhab Maliki qunut subuh sunah, tetapi dibaca pelan. Dalam mahzab Hanafi dan Hambali, qunut subuh tidak disunahkan.
Terakhir, doa qunut salat witir. Terkait doa ini, menurut pengikut Imam Syafii, qunut ini dilakukan pada akhir salat witir setelah rukuk, terutama dalam paruh kedua bulan Ramadan. Menurut mazhab Hambali, qunut ini dikerjakan setelah rukuk, sedangkan menurut mazhab Malikiyah, qunut jenis ini tidak disunahkan. Sementara itu, pengikut mazhab Hanafiyah berpendapat qunut witir dilakukan dalam rakaat ketiga setiap salat sunah, sebelum rukuk.
Pendapat mazhab Hambali, qunut witir dilakukan sepanjang tahun, atau tidak hanya pada separuh akhir bulan Ramadan. Dasarnya adalah hadis "Sesungguhnya Rasulullah melakukan witir lalu melakukan qunut sebelum rukuk." (H.R Ibnu Majah).
Hukum Qunut Witir Menurut Mazhab Syafi'i
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Witir lalu melakukan qunut sebelum ruku`. [HR Ibnu Mâjah, dan dishahîhkan Syaikh al-Albâni dalam Irwa` al-Ghalil 2/167, hadits no. 426].
Referensi: https://almanhaj.or.id/2592-bagaimana-qunut-witir-dilakukan.html
Bagi mazhab Syafi'i, rujukan pengucapan doa qunut salat witir adalah pendapat Imam Nawawi dalam Al-Adzkar. Menurut beliau, qunut salat witir dalam separuh akhir Ramadan hukumnya sunah, "Menurut kami, disunahkan qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadan. Ada juga dari kalangan kami (Syafi’iyah) yang berpendapat, disunahkan qunut sepanjang Ramadan."
Dikutip dari artikel "Ini Hukum Qunut Witir Setelah Separuh Ramadhan" dalam laman NU Online, membaca qunut saat salat witir sendiri dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad saw. Mereka di antaranya adalah Ubay Ibn Ka’ab dan Umar Ibn Khatab. Para sahabat ini membaca qunut di akhir salat witir setelah separuh Ramadan.
Tata Cara Doa Qunut Salat Witir
Doa qunut salat witir dilakukan ketika rakat terakhir salat tersebut, tepatnya setelah rukuk (iktidal) dan sebelum sujud pertama dalam rakaat itu. Ketika membaca doa qunut ini, kedua telapak tangan diangkat.
Berikut bacaan doa qunut witir bahasa Arab, latin, beserta artinya.
اَللّٰهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، وَاسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Allahummahdini fiiman hadayt(a) wa ‘aafinii fiiman ‘aafayt(a) wa tawallanii fiiman tawallayt(a) wa baariklii fiiman a’thoyt(a) waqinii syarro maa qodhoyt(a) wallaa yuqdhoo ‘alaik(a) wa innahu laa yadzillu man waalayt(a) walaa ya’izzu man ‘aadayt(a) tabaarakta robbanaa wa ta’aalayt(a) wa astagfiruka wa atuubu ilaik(a), wa shallallâhu ‘alâ sayyidinaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam."
Artinya:
"Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana Engkau memberikan petunjuk (kepada selainku), berilah keselamatan sebagaimana Engkau memberikan keselamatan (kepada selainku), rawatlah aku sebagaimana Engkau merawat orang lain, berilah keberkahan kepadaku pada semua pemberian-Mu, lindungilah aku dari kejelekan takdir-Mu, sesungguhnya Engkau menakdirkan dan tidak ditakdirkan, dan sesungguhnya tidak terhinakan orang yang menjadikan Engkau sebagai wali, dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci dan Maha Tinggi Engkau, wahai Rabb kami. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan, aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. Dan semoga Allah mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabatnya."
tirto.id