▫▫بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
🕌 *KEAGUNGAN ADAB DAN AHLAK IMAM AHMAD BIN HAMBAL DI SAAT BELIAU MENASEHATI KESALAHAN MURIDNYA*
👉 Harun ibn ‘Abdillah, seorang ulama ahli hadist murid dari Imam Ahmad bin Hambal yang juga pedagang kain di kota Baghdad bercerita :
👉 Suatu hari, saat malam beranjak larut, pintu rumahku di ketuk. “Siapa?” tanyaku.
👉 “Ahmad,” jawab orang di luar pelan.
👉 “Ahmad yang mana?” tanyaku makin penasaran.
👉 “Ahmad Ibnu Hambal” jawabnya pelan
👉 Subhanallah, itu guruku! Kubukakan pintu, dan beliau pun masuk dengan langkah berjingkat, kusilahkan duduk, maka beliau menempah hati-hati agar kursi tak berderit.
👉 Kutanya, “Ada urusan sangat pentingkah sehingga engkau duhai guru, berkenan mengunjungiku di malam selarut ini ?”
👉 Beliau tersenyum.“Maafkan aku, duhai Harun,” ujar beliau lembut dan pelan,“Aku terkenang bahwa kau biasa masih terjaga meneliti hadits di waktu semacam ini. Kuberanikan untuk datang karena ada yang mengganjal di hatiku sejak siang tadi.”
👉 “Apakah hal itu tentang diriku?” aku terperangah. “Jangan ragu,” ujarku. “Sampaikanlah wahai guru, aku mendengarkanmu.”
👉 “Maafkan aku wahai Harun,” ujar beliau. : *“Tadi siang aku lewat didepan majelismu, kulihat engkau sedang mengajar murid-muridmu. Kau bacakan hadits untuk mereka dan mereka mencatat hadist-hadist yang engkau bacakan. Kala itu mereka tersengat terik mentari, sedangkan dirimu teduh ternaungi bayangan pepohonan. Lain kali jangan begitu duhai Harun, duduklah dalam keadaan yang sama, sebagaimana muridmu duduk.”*
👉 Aku tercekat, tak sanggup menjawab. Lalu beliau berbisik lagi, pamit undur diri. Kemudian melangkah berjingkat, menutup pintu hati-hati. Masya Allah, inilah guruku yang mulia, Ahmad ibn Hanbal.
👉 Akhlak indahnya sangat terjaga dalam memberi nasihat dan meluruskan khilafku. Beliau bisa saja menegurku di depan para muridku karena Beliau guruku yang berhak untuk itu. Tetapi tak dilakukannya demi menjaga wibawaku.
👉 Beliau bisa saja datang sore, ba’da Maghrib atau Isya’ yang mudah baginya. Itu pun tak dilakukannya, demi menjaga rahasia nasihatnya.
👉 Beliau sangat hafal kebiasaanku terjaga di larut malam. Beliau datang mengendap dan berjingkat; bicaranya lembut dan nyaris berbisik.
👉 Semua beliau lakukan agar keluargaku tak tahu, agar aku yang adalah seorang ayah dan suami ini wibawanya tidak jatuh dan tetap terjaga sebagai imam dan teladan di hati keluargaku.
👉 Maka termuliakanlah guruku Imam Ahmad bin Hambal sang pemberi nasihat, yang adab tingginya dalam menasehati menjadikan hatiku menerima dengan ridha dan cinta.
📚 *Al Jami' Li Ahlaq Ar Raqi ( 1/ 411)*
══════❀🌼❀══════